Selasa, 01 Desember 2009

Budaya Mudik Tahunan


BUDAYA MUDIK TAHUNAN
Seiring dengan tutupnya bulan suci ramadhan, maka kegiatan yang umumnya dilakukan oleh para masyarakat Indonesia adalah kembali ke kampung halamannya atau biasa disebut dengan kalimat mudik.

Budaya mudik sering kali berubah menjadi sebuah bencana, setiap tahun setelah mudik tiba banyak kejadian-kejadian yang orang tidak inginkan, sebut saja sebuah kecelakaan. Kecelakaan bisa saja terjadi karena murni dari kesalahan objeknya ataupun dari orang itu sendiri. Oleh karena itu , setiap tahun bangsa Indonesia menurunkan ribuan POLISI untuk memantau dan mengawasi atau menertibkan jalannya budaya mudik. Cerita lainnya karena himpitan ekonomi yang semakin menyempit, masalah inilah yang sering kali menjadi pokok perhitungan bagi para pemudik. Pemudik lebih condong pada pengeluaran yang sedikit namun keamanan kurang dibanding dengan pengeluaran banyak namun aman. Meskipun banyak kejadian-kejadian yang tidak di inginkan banyak yang terjadi, namun budaya mudik masih saja diminati oleh para perantau.

Mengapa demikian, bisa dibilang mudik adalah suatu budaya karena kegiatan seperti ini sudah terjadi atau sudah ada dari zaman dulu. selain budaya yang tercipta karena kebiasaan saja, mudik bisa juga diartikan sebuah proses mengikatkan silaturahim antara kita dengan sosial kita. apapun jabatan yang anda jabat di suatu perusahaan atau yang lainnya, namun ketika di perantauan hal tersebut hanya sekedar nomor saja, tetapi ketika dikampung halaman sendiri kita dapat menghayati kembali makna kedudukan yaitu kedudukan sebagai adik, kakak, keponakan, saudara ataupun anak. Disitulah kita dapat merasakan kembali rasa kasih sayang tanpa pamrih, rasa kasih sayang yang sesungguhnya. Hanya dengan tinggal beberapa hari saja di kampung halaman, kita dapat menyadari kembali makna sosial dari bertetangga, saudara ataupun bersahabat, jadi bukan hanya sekedar sebagai orang lain yang tinggal diseberang rumah atau di samping meja kerja kita seperti yang kita peroleh sewaktu kita di kota. Hanya di kampung halamanlah kita bisa mendapat kembali harkat dan nilai kemanusiaan kita.

Dibalik semua itu, ada hal yang menarik terlepas dari makna mudik. sebenarnya pemudik dari kota secara tidak langsung telah menjadi duta kota. Duta dari banyak produk-produk urban. Dari orang kota yang mulai takut akan kulit yang berubah menjadi gelap, misalnya orang-orang kampong akan makin mengenal lebih banyak lagi merek obat pemutih kulit dari yang semula mereka tidak mengatahui. Gaya hidup orang desa pun akan berubah, misal saja handphone, hanya dengan benda seukuran tersebut kita bisa berbicara dengan orang yang berada jauh disana. Hal tersebut membawa banyak pengertian baru bagi mereka yang jauh dari kota yaitu tentang arti dari kesuksesan, kerja keras dan tentang betapa tertinggalnya mereka.

Menurut pendapat saya tentang mudik, mudik itu adalah budaya yang unik yang pernah kita miliki sebagai bangsa Indonesia, karena di Negara-negara lain tidak ada budaya seperti ini. Cuma di Indonesia saja. Tapi saya tetap mau berkomentar tentang hal ini, karena budaya mudik ini mempunyai sisi positif dan negatifnya karena di 1 sisi positif mudik seperti ini membuat seseorang dapat mengingat masa lalunya dari yang belum apa-apa, tp skrg telah menjadi seorang yang sukses, shingga menjadi kacang yang tidak lupa sama kulitnya kmudian mudik juga membuat hubungan keluarga menjadi lebih erat tapi di sisi negatifnya, hampir setiap tahun mudik seperti ini sangat berbahaya karena setiap tahun selalu saja ada korban yang meninggal karena mudik ini, padahal mereka yang di desa uda menunggu kedatangan anggota kluarganya, tapi betapa sedihnya jika mereka mendapat kabar berita dukacita.

sumber foto : http://ddhewitte.blogsome.com/wp-admin/images/mudik.gif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar