Selasa, 01 Desember 2009

Gambelan Jegog



GAMBELAN JEGOS KESENIAN KHAS KABUPATEN JEMBRANA, BALI

Di Bali Barat tepatnya di Kabupaten Jembrana 100 km arah ke Barat dari Kota Denpasar menampilkan, kesenian berupa gambelan bambu (musik dari pohon bambu) lebih dominan, salah satunya adalah Gambelan Jegog yang merupakan kesenian khas Kabupaten Jembrana.

Gambelan “Jegog” adalah gambelan (alat musik) yang terbuat dari pohon bambu berukuran besar yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi seperangkat alat musik bambu yang suaranya sangat merdu dan menawan hati.


KISAH AWALNYA KESENIAN JEGOG

Kesenian ini diciptakan oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya pada tahun 1912.

Kata “Jegog” diambil dari instrumen Kesenian Gong Kebyar yang paling besar.

Kesenian Jegog hanyalah berupa tabuh (barung tabuh) yang fungsi awalnya sebagai hiburan para pekerja bergotong royong membuat atap rumah dari daun pohon rumbia, dalam istilah bali bekerja bergotong royong membuat atap dari daun pohon rumbia disebut “nyucuk”, dalam kegiatan ini beberapa orang lagi menabuh gambelan jegog.

Dalam perkembangan selanjutnya Gambelan Jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini sudah dilengkapi dengan drama tarian-tarian yang mengambil inspirasi alam dan budaya lokal seperti yang namanya Tabuh Trungtungan, Tabuh Goak Ngolol, Tabuh Macan Putih dengan tari-tariannya seperti Tari Makepung, Tari Cangak Lemodang, Tari Bambu, sebagai seni pertunjukan wisata.

Penampilan Gambelan Jegog begitu menohok, para penabuh menari-nari di atas gambelan, suara Jegog begitu gemuruh, rancak, riuh, bergaung dan sering menggelegar menembus ruang batas yang bisa didengar dari jarak jauh apalagi dibunyikan pada waktu malam hari suaranya bisa menjangkau jarak sampai 3 (tiga) Km.

Sumber foto 1 : http://www.parissweethome.com/bali/images/belagog01.jpg

Sumber foto 2 : http://www.parissweethome.com/bali/images/belagog04.jpg


Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah – daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

Pendapat saya tentang batik Pekalongan ini, perlu diperhatikan dan dipelihara oleh Negara. Karena jika hal ini tidak diperhatikan oleh Negara, bisa aja salah 1 budaya kita menjadi punah ataupun dicuri oleh Negara lain, seperti beberapa waktu yang lalu, dimana beberapa kesenian di curi oleh Negara tetangga kita.

Sumber foto 1: http://wb8.itrademarket.com/pdimage/78/1438778_dsc00774.jpg

Sumber foto 2: http://wb7.itrademarket.com/pdimage/76/1438776_dsc00775.jpg

gong kebyar


ASAL MULA TERBENTUKNYA GONG KEBYAR
Gamelan adalah sebuah orkestra Bali yang terdiri dari bermacam-macam instrumen seperti : gong, kempur, reyong, terompong, ceng-ceng, kendang, suling, gangsa dan rebab yang mempunyai laras selendro dan pelog. (Kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras) gamelan ini menghasilkan musik-musik keras dan dinamis. Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan pengurangan peranan, atau pengurangan beberapa buah instrumennya.

Dapat dipahami bahwa hidupnya seni karawitan Bali di tengah-tengah masyarakat telah luluh berefleksi dengan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari dalam struktur masyarakat yang bervariasi baik dalam kegiatan keagamaan maupun adat/tradisi. Kenyataan ini nampak dengan jelas karena karawitan Bali muncul dalam nafasnya yang murni, memiliki identitas dan kekhasan yang masih didukung oleh sistem kehidupan masyarakat Bali.

Gong Kebyar belakangan ini masih terus menjadi suatu karya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, perorangan maupun kelompok. Sebagai suatu bentuk kesenian yang usianya relatif muda, gong kebyar berkembang sangat pesat dan merupakan suatu jenis karawitan Bali yang paling populer bahkan sampai keluar dari daerah Bali. Di Bali sendiri hampir setiap desa memiliki gamelan gong kebyar, dan gong kebyar telah banyak mempengaruhi jenis-jenis kesenian Bali yang lain, tidak hanya dalam bentuk seni karawitan namun juga dalam bentuk seni tari yang dibawakan dalam bentuk sendratari.

Gong Kebyar adalah barungan gamelan Bali sebagai perkembangan terakhir dari Gong Gede, memakai laras pelog lima nada yang awal mulanya tidak mempergunakan instrumen terompong. Selanjutnya Gong Kebyar dapat diartikan suatu barungan gamelan gong yang didalam permainannya sangat mengutamakan kekompakan suara, dinamika, melodi dan tempo. Ketrampilan mengolah melodi dengan berbagai variasi permainan dinamika yang dinamis dan permainan tempo yang diatur sedemikian rupa serta didukung oleh teknik permainan yang cukup tinggi sehingga dapat membedakan style Gong Kebyar yang satu dengan yang lainnya.

Untuk mengungkapkan asal mula Gong Kebyar memang merupakan suatu tugas yang tidak begitu mudah. Sebelum munculnya Gong Kebyar di Bali, jenis-jenis gamelan yang telah ada hanyalah sebagian besar berupa gamelan gong gede, gong luwang, gong beri, gamelan pelegongan dan lain-lainnya. Keadaan ini berlangsung sampai terjadinya perang Puputan Badung tahun 1906. Bapak I Nyoman Rembang seorang tokoh Gong Kebyar asal Sesetan Denpasar mengatakan bahwa lagu-lagu kebyar pertama-tama diciptakan oleh I Gusti Nyoman Panji di Desa Bungkulan pada tahun 1914. Kemudian menyebar ke desa-desa lainnya di Bali utara dan lagu-lagu ini dicoba untuk ditarikan oleh Ngakan Kuta yang berdomisili di Desa Bungkulan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa dapat disimpulkan pada tahun 1914 Gong Kebyar yang muncul penuh dengan pembaharuan namun tetap berpegang pada tradisi yang ada yaitu seperti gong gede. Beberapa pendapat seniman gong kebyar mengatakan bahwa Gong Kebyar merupakan perkembangan dari gong gede yang banyak dipengaruhi oleh pelegongan yakni dengan masuknya unsur “otek-otekan” dalam Gong Kebyar

Sumber foto : http://www.gamelannetwork.co.uk/assets/pics/semara-dana.jpg


Realita kereta
Kereta listrik non ac / krl ekonomi biasa, para penumpang di krl ini beraneka ragam dari pencopet hingga pejabat, dari pedagang, peminta – minta, pelajar mahasiswa, dosen semua ada di krl ini, dalam krl ini jika sudah sangat penuh akan penumpang maka para penumpang yang nekat akan naik lalu duduk diatas kereta, lalu mengobrol dengan temannya atau teriak – teriak yang tidak jelas,

ada pula diantara penumpang nekat ini yang jika sudah sampai stasiun berikutnya mereka ini menggodai para wanita, Saya jadi heran melihat para penmpang nekat seperti ini, karena diantara mereka ada yang masih pelajar smp bahkan pelajar sd atau anak kecil yang biasa bermain – main di atas kereta atau yang diam diantara penghubung gerbong sudah berani melakukan tindakan semacam itu.
Menurut saya, perkembangan jaman dari waktu ke waktu makin memburuk, apalagi dengan perlakuan ank kecil ataupun pelajar yang ud berani bertindak seperti itu. Apalagi untuk penumpang yang samapi rela duduk di atas gerbong sperti itu, saya pikir apakah mereka tidak memikirkan keselamatan mereka. Walaupun sampai ada peraturan yang melanggar naik di atas gerbong seperti itu, mereka pun tidak peduli. Mungkin mereka hanya perlu kesadaran dari diri sendiri, harusnya mereka mengingat keluarga mereka yang di rumah.

Sumber foto 1 : http://trilokaboy.files.wordpress.com/2009/02/kereta-ekonomi1.jpg

Sumber foto 2 : http://reloadsilver.files.wordpress.com/2008/09/kereta20api2.jpg

Budaya Mudik Tahunan


BUDAYA MUDIK TAHUNAN
Seiring dengan tutupnya bulan suci ramadhan, maka kegiatan yang umumnya dilakukan oleh para masyarakat Indonesia adalah kembali ke kampung halamannya atau biasa disebut dengan kalimat mudik.

Budaya mudik sering kali berubah menjadi sebuah bencana, setiap tahun setelah mudik tiba banyak kejadian-kejadian yang orang tidak inginkan, sebut saja sebuah kecelakaan. Kecelakaan bisa saja terjadi karena murni dari kesalahan objeknya ataupun dari orang itu sendiri. Oleh karena itu , setiap tahun bangsa Indonesia menurunkan ribuan POLISI untuk memantau dan mengawasi atau menertibkan jalannya budaya mudik. Cerita lainnya karena himpitan ekonomi yang semakin menyempit, masalah inilah yang sering kali menjadi pokok perhitungan bagi para pemudik. Pemudik lebih condong pada pengeluaran yang sedikit namun keamanan kurang dibanding dengan pengeluaran banyak namun aman. Meskipun banyak kejadian-kejadian yang tidak di inginkan banyak yang terjadi, namun budaya mudik masih saja diminati oleh para perantau.

Mengapa demikian, bisa dibilang mudik adalah suatu budaya karena kegiatan seperti ini sudah terjadi atau sudah ada dari zaman dulu. selain budaya yang tercipta karena kebiasaan saja, mudik bisa juga diartikan sebuah proses mengikatkan silaturahim antara kita dengan sosial kita. apapun jabatan yang anda jabat di suatu perusahaan atau yang lainnya, namun ketika di perantauan hal tersebut hanya sekedar nomor saja, tetapi ketika dikampung halaman sendiri kita dapat menghayati kembali makna kedudukan yaitu kedudukan sebagai adik, kakak, keponakan, saudara ataupun anak. Disitulah kita dapat merasakan kembali rasa kasih sayang tanpa pamrih, rasa kasih sayang yang sesungguhnya. Hanya dengan tinggal beberapa hari saja di kampung halaman, kita dapat menyadari kembali makna sosial dari bertetangga, saudara ataupun bersahabat, jadi bukan hanya sekedar sebagai orang lain yang tinggal diseberang rumah atau di samping meja kerja kita seperti yang kita peroleh sewaktu kita di kota. Hanya di kampung halamanlah kita bisa mendapat kembali harkat dan nilai kemanusiaan kita.

Dibalik semua itu, ada hal yang menarik terlepas dari makna mudik. sebenarnya pemudik dari kota secara tidak langsung telah menjadi duta kota. Duta dari banyak produk-produk urban. Dari orang kota yang mulai takut akan kulit yang berubah menjadi gelap, misalnya orang-orang kampong akan makin mengenal lebih banyak lagi merek obat pemutih kulit dari yang semula mereka tidak mengatahui. Gaya hidup orang desa pun akan berubah, misal saja handphone, hanya dengan benda seukuran tersebut kita bisa berbicara dengan orang yang berada jauh disana. Hal tersebut membawa banyak pengertian baru bagi mereka yang jauh dari kota yaitu tentang arti dari kesuksesan, kerja keras dan tentang betapa tertinggalnya mereka.

Menurut pendapat saya tentang mudik, mudik itu adalah budaya yang unik yang pernah kita miliki sebagai bangsa Indonesia, karena di Negara-negara lain tidak ada budaya seperti ini. Cuma di Indonesia saja. Tapi saya tetap mau berkomentar tentang hal ini, karena budaya mudik ini mempunyai sisi positif dan negatifnya karena di 1 sisi positif mudik seperti ini membuat seseorang dapat mengingat masa lalunya dari yang belum apa-apa, tp skrg telah menjadi seorang yang sukses, shingga menjadi kacang yang tidak lupa sama kulitnya kmudian mudik juga membuat hubungan keluarga menjadi lebih erat tapi di sisi negatifnya, hampir setiap tahun mudik seperti ini sangat berbahaya karena setiap tahun selalu saja ada korban yang meninggal karena mudik ini, padahal mereka yang di desa uda menunggu kedatangan anggota kluarganya, tapi betapa sedihnya jika mereka mendapat kabar berita dukacita.

sumber foto : http://ddhewitte.blogsome.com/wp-admin/images/mudik.gif

Gotong Royong


Bentuk Sosialisasi di Indonesia

Ada banyak kegiatan sosial Yang sering dilakukan oleh masyarakat di Indonesia,salah satunya adalah gotong royong.Gotong Royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Contoh dari gotong royong adalah membangun jembatan dan memperbaiki jalan desa. Contoh lainnya adalah membantu membangun rumah tetangga yang hancur.Misalnya terkena Puting Beliung(angin topan/angin tornado) atau Gempa.


Menurut saya kegiatan sosial seperti ini harus terus diperlihara dan dikembangkan, tapi sayangnya kegiatan sosial ini uda hampir punah di Jakarta, orang- orang di Jakarta sekarang hanya mementingkan sgala sesuatu buat dirinya sendiri walaupun mungkin kita sering melihat ada yang sepertinya gotong royong mengerjakan sesuatu seperti mengangkat Lumpur di Got-got ataupun membangun bangunan, itu semua mereka lakukan bersama karena di upah dan hal ini sangat berbeda sekali dengan yang ada di desa-desa, mereka bergotong royong membangun jembatan ataupun membangun rumah tetangga yang hancur dengan rasa peduli terhadap orang lain dan tanpa mengharapkan pamrih. Mereka yang di desa memiliki rasa kebersamaan.


sumber gambar : http://www.kabarindonesia.com/fotoberita/200710230121481.JPG